AC Milan berhasil merebut kembali puncak klasemen Liga Italia setelah menampilkan performa luar biasa dalam pertandingan tandang. Rossoneri mengalahkan Torino dengan skor tipis 3-2.
Pertandingan sengit tersebut tersaji di Stadion Olimpico di Torino, pada Senin waktu setempat, sebagai bagian dari pekan ke-14 Liga Italia. Kemenangan ini krusial bagi ambisi Milan di liga.
Kemenangan dramatis ini terukir berkat gol-gol yang dicetak oleh Adrien Rabiot dan dwigol dari Christian Pulisic. Hasil tersebut membalikkan keadaan setelah Torino sempat unggul dua gol.
Tuan rumah Torino, yang bermain di kandang sendiri, sempat memimpin berkat gol Nikola Vlasic dan Duvan Zapata. Mereka menunjukkan awal yang menjanjikan sebelum akhirnya tertikung.
Dengan raihan tiga poin ini, AC Milan kini kokoh di peringkat pertama klasemen sementara Liga Italia. Mereka mengumpulkan 31 poin dari 14 pertandingan yang telah dimainkan.
Posisi tersebut diraih Milan berkat keunggulan selisih gol tipis atas pesaing terdekat mereka, Napoli, yang berada di peringkat kedua dengan poin yang sama. Persaingan di puncak semakin ketat.
Di sisi lain, kekalahan ini memberikan pukulan telak bagi Torino. Mereka harus puas turun ke posisi 16 dalam tabel klasemen Liga Italia, dengan perolehan 14 poin dari 14 pertandingan.
Situasi ini menempatkan Torino hanya unggul empat poin dari zona degradasi, menandakan bahwa perjuangan mereka untuk bertahan di Serie A masih sangat berat di musim ini.
Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi, dan Torino mendapatkan peluang emas untuk membuka keunggulan. Mereka dihadiahi tendangan penalti oleh wasit.
Hadiah penalti diberikan setelah bek AC Milan, Fikayo Tomori, dinilai melakukan handball di dalam kotak terlarang. Insiden ini langsung memicu ketegangan di lapangan.
Nikola Vlasic, yang dipercaya sebagai eksekutor, menjalankan tugasnya dengan sempurna. Tembakan akuratnya berhasil menaklukkan kiper Milan, Mike Maignan, pada menit ke-10.
Gol Vlasic mengubah skor menjadi 1-0 untuk keunggulan Torino, memberikan semangat tambahan bagi para pemain tuan rumah dan sorakan meriah dari suporter yang memadati stadion.
Tidak butuh waktu lama bagi Torino untuk menggandakan keunggulan mereka. Pada menit ke-17, Duvan Zapata berhasil mencetak gol kedua bagi timnya.
Gol tersebut berawal dari umpan matang yang disodorkan oleh Vlasic, kemudian dikonversikan menjadi gol melalui tendangan keras Zapata yang tak mampu dihalau Maignan. Skor berubah menjadi 2-0.
Tertinggal dua gol di awal pertandingan tidak membuat mental para pemain Milan runtuh. Mereka berupaya keras untuk memberikan perlawanan dan mencari celah.
Usaha keras Milan membuahkan hasil pada menit ke-24. Adrien Rabiot berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2, memberikan harapan baru bagi Rossoneri.
Memasuki babak kedua, AC Milan langsung tancap gas dengan memperagakan permainan menyerang yang lebih agresif. Mereka terus menekan pertahanan Torino.
Salah satu ancaman serius datang melalui sundulan Ruben Loftus-Cheek, namun sayangnya, tendangannya masih bisa diblok dengan sigap oleh kiper Torino, Franco Israel.
Ketekunan Milan akhirnya terbayar lunas pada menit ke-67. Christian Pulisic berhasil mencetak gol indah yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Gol ini membangkitkan euforia di kubu Milan.
Pulisic kembali menjadi pahlawan bagi Milan. Pada menit ke-77, ia sukses mencetak gol keduanya dalam pertandingan ini, sekaligus membalikkan keadaan menjadi 3-2.
Gol penentu dari Pulisic tersebut merupakan titik balik krusial dalam pertandingan, menegaskan kebangkitan Milan setelah sempat tertinggal dua gol tanpa balas.
Di sisa waktu pertandingan, Torino berupaya keras untuk setidaknya menyamakan kedudukan dan mencuri satu poin dari laga kandang mereka. Namun, pertahanan Milan tampil solid.
Hingga peluit panjang dibunyikan oleh wasit, skor 3-2 untuk kemenangan AC Milan tetap bertahan. Kemenangan ini adalah bukti nyata dari mentalitas juara dan semangat juang Rossoneri.
Kemenangan ini tidak hanya menempatkan Milan di puncak klasemen, tetapi juga memberikan dorongan moral yang signifikan. Mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mudah menyerah.
Ini adalah penampilan yang penuh karakter, terutama mengingat bagaimana mereka bangkit dari ketertinggalan. Christian Pulisic patut diacungi jempol atas performa individunya yang cemerlang.
Bagi Torino, kekalahan ini adalah pil pahit. Mereka memimpin dua gol dan kehilangan keuntungan tersebut di kandang sendiri. Ini akan menjadi pelajaran berharga untuk pertandingan selanjutnya.
Torino kini harus segera berbenah jika ingin menjauh dari zona degradasi. Konsistensi dan ketahanan mental akan menjadi kunci dalam sisa musim ini.
Sementara itu, AC Milan akan menghadapi tantangan berat lainnya untuk mempertahankan posisi puncak mereka. Kompetisi di Serie A musim ini diperkirakan akan sangat ketat hingga akhir.











