Sebuah startup bernama Unplugged, yang berbasis di Limassol, Siprus, tengah membuat gebrakan di dunia ponsel. Mereka diam-diam memproduksi ponsel yang dirakit di Indonesia, dengan fokus utama pada keamanan dan privasi. Produk unggulan mereka, yang disebut UP Phone, menarik perhatian bukan hanya karena spesifikasinya, tetapi juga klaimnya yang berani: menawarkan keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan ponsel papan atas seperti iPhone 16 Pro dan Galaxy S25.
UP Phone hadir dengan desain yang familiar, mengingatkan pada estetika iPhone. Desainnya meliputi panel kamera bergaya “boba”, sisi melengkung, dan bezel tipis. Namun, ada perbedaan signifikan, yaitu ketiadaan fitur Dynamic Island yang menjadi ciri khas iPhone.
Fokus Utama: Privasi Pengguna
Nilai jual utama UP Phone terletak pada fokusnya terhadap privasi pengguna. Unplugged mengklaim bahwa UP Phone “tidak memiliki permintaan DNS pihak ketiga.” Klaim ini berbeda dengan apa yang mereka sebut sebagai jumlah permintaan DNS pihak ketiga pada iPhone 16 Pro (3.181) dan Galaxy S25 (1.368). Klaim ini mereka sampaikan pada situs web resmi perusahaan pada 15 November 2025.
Spesifikasi Inti dan Performa
UP Phone ditenagai oleh *chip* MediaTek Dimensity 1200. Layarnya berukuran 6,67 inci berjenis AMOLED, dipadukan dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 256GB, yang dapat diperluas hingga 1TB. Spesifikasi ini menjanjikan kinerja yang mumpuni untuk berbagai kebutuhan.
Kamera Unggulan
Sektor kamera menjadi salah satu daya tarik utama UP Phone. Ponsel ini dilengkapi dengan kamera utama 108MP yang diharapkan mampu menghasilkan foto berkualitas tinggi. Selain itu, terdapat kamera makro 5MP, lensa *wide* 8MP, dan kamera depan 32MP untuk *selfie* dan panggilan video.
Fitur Tambahan dan Baterai
UP Phone memiliki baterai berkapasitas 4.300 mAh yang mendukung pengisian daya cepat 33W melalui kabel dan pengisian nirkabel 15W. Fitur lain yang turut disertakan meliputi sertifikasi IP53, Wi-Fi 6, NFC, eSIM, dan slot Nano SIM, konektivitas 5G, serta *port* USB Type-C 2.0 dan speaker ganda.

Ketersediaan dan Strategi Produksi
Saat ini, UP Phone telah dipasarkan di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada. Informasi mengenai perakitan ponsel di Indonesia pertama kali muncul dalam laporan Reuters pada Agustus 2025, yang mengutip pernyataan CEO Unplugged, Joe Weil.
Unplugged juga memiliki rencana untuk memulai perakitan di Nevada, Amerika Serikat. Langkah ini dipertimbangkan untuk mendekatkan rantai pasok ke pasar AS. Namun, hal ini akan meningkatkan biaya produksi karena tingginya biaya tenaga kerja di AS.
CEO Unplugged, Joe Weil, menjelaskan strategi perusahaan dalam upaya ini.
“Langkah pertama yang dilakukan adalah perakitan, bertahap melakukan pengadaan komponen,” ujar Joe Weil, dikutip dari Reuters.
Perusahaan menargetkan harga jual tetap di bawah US$1.000 atau sekitar Rp16,2 jutaan. Versi yang dirakit di Indonesia dijual sekitar US$989 atau sekitar Rp16 juta.
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai kapan UP Phone yang diproduksi di Indonesia akan resmi dipasarkan di pasar Tanah Air. Para calon pembeli di Indonesia harus bersabar menunggu pengumuman resmi dari Unplugged.
Alasan Unplugged Mempertimbangkan Pabrik di AS
Perakitan di Amerika Serikat memang akan meningkatkan biaya produksi. Selain upah yang lebih tinggi, rantai pasok komponen sebagian besar masih berada di Asia. Unplugged berencana mengatasi hal ini dengan fokus pada skala perakitan yang lebih kecil dan stabil, serta tidak merilis model baru setiap tahun. Tujuannya adalah menjaga biaya tetap kompetitif tanpa mengorbankan kualitas produk.
Langkah ini juga berkaitan dengan tekanan kebijakan dari pemerintah AS. Presiden AS saat itu, Donald Trump, mendorong perusahaan untuk merakit produk mereka di AS, bahkan dengan ancaman tarif bagi perusahaan yang tidak melakukannya. Inisiatif semacam ini mendorong beberapa perusahaan untuk mempertimbangkan opsi perakitan lokal.
UP Phone menawarkan kombinasi menarik bagi mereka yang mengutamakan privasi dan kualitas kamera. Namun, bagi konsumen di Indonesia, tanggal peluncuran resminya masih menjadi tanda tanya. Perbedaan fitur antara model yang dirakit di Indonesia dan potensi perubahan harga jika perakitan dipindahkan ke AS juga perlu diperhatikan oleh para penggemar *gadget*.











